Shuttle Bus Wisata Kota Batu Gagal Terealisasi Tahun 2025, Pemkot Alihkan Fokus ke Penyusunan Anggaran Ulang
KOTA BATU – Rencana pengoperasian shuttle bus wisata yang sempat digadang-gadang akan menjadi solusi kemacetan di Kota Batu dipastikan gagal terealisasi pada tahun 2025. Pemerintah Kota Batu menyatakan bahwa proyek tersebut harus ditunda sementara karena adanya penyesuaian prioritas dan penyusunan ulang anggaran daerah.
Program shuttle bus ini awalnya dirancang untuk menunjang sektor pariwisata dengan menyediakan transportasi umum yang ramah lingkungan, aman, dan nyaman bagi wisatawan maupun warga lokal. Namun, berbagai kendala teknis dan fiskal membuat realisasinya tidak memungkinkan dilakukan dalam tahun anggaran ini.
“Kami harus realistis. Saat ini kondisi fiskal daerah sedang dalam tekanan, sehingga banyak program strategis yang perlu disusun ulang. Shuttle bus tetap menjadi prioritas, tapi tidak bisa dipaksakan tahun ini,” ujar Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kota Batu, Dwi Hartono, Selasa (15/7/2025).
Masalah Anggaran dan Infrastruktur Pendukung
Menurut Dwi, program shuttle bus wisata sejatinya telah masuk dalam rencana prioritas Dinas Perhubungan sejak tahun 2023, dan direncanakan akan mulai beroperasi tahun ini. Namun, proses pengadaan armada, pembangunan halte, dan integrasi sistem transportasi belum bisa dilakukan karena anggaran yang tersedia belum mencukupi.
Selain itu, beberapa infrastruktur pendukung seperti jalur khusus bus wisata dan terminal mini belum siap. Dishub Kota Batu juga masih harus melakukan kajian tambahan terkait rute, beban lalu lintas, dan potensi minat pengguna, agar operasional shuttle bus ke depan tidak mubazir.
Fokus pada Perencanaan yang Lebih Matang
Pemerintah Kota Batu saat ini memilih untuk memfokuskan sumber daya dan waktu ke proses perencanaan yang lebih matang, termasuk menyusun ulang dokumen teknis dan dokumen anggaran.
“Kami ingin saat program ini benar-benar diluncurkan nanti, hasilnya maksimal dan bisa dinikmati secara luas. Tidak sekadar simbolis, tapi benar-benar menjawab persoalan transportasi wisata di Batu,” jelas Dwi.

Baca juga: Banyak Kios di Pasar Sayur Kota Batu Tak Beroperasi
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya akan menggandeng konsultan transportasi dan bekerjasama dengan akademisi untuk memetakan kebutuhan realistik, termasuk potensi subsidi operasional dan kolaborasi dengan pelaku wisata setempat.
Respons Pelaku Wisata: Kecewa Tapi Memahami
Beberapa pelaku usaha pariwisata di Kota Batu mengaku kecewa atas penundaan program ini. Pasalnya, shuttle bus wisata dinilai bisa mengurai kemacetan yang kerap terjadi di akhir pekan dan musim liburan, terutama di kawasan Jatim Park, Museum Angkut, dan Alun-Alun Kota Batu.
“Kami sebenarnya sangat menunggu. Kalau ada shuttle bus, wisatawan tidak perlu lagi bawa kendaraan pribadi yang bikin padat. Tapi ya kami juga paham kondisi fiskal sedang sulit,” ujar Rahmawati, pengelola homestay di kawasan Oro-Oro Ombo.
Komitmen Pemkot Tetap Kuat
Meski harus menunda realisasi tahun ini, Pemkot Batu menegaskan komitmennya untuk tetap menjalankan program tersebut dalam jangka menengah. Jika kondisi keuangan daerah membaik, pengadaan shuttle bus akan dimasukkan kembali dalam APBD Perubahan 2025 atau Rencana Kerja 2026.
“Program ini tetap akan berjalan, hanya waktunya mundur. Kami sedang menata ulang skala prioritas agar pembangunan bisa lebih tepat sasaran,” tutup Dwi Hartono.
Shutle bus wisata bukan hanya soal kendaraan, tapi juga wujud keseriusan Kota Batu dalam membangun ekosistem wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Meski tertunda, harapan tetap tinggi bahwa program ini akan segera hadir mendukung mobilitas warga dan wisatawan di Kota Apel.