, ,

Seniman dari Tujuh Negara Tampil di Bantengan Batu

oleh -17 Dilihat

Kota Batu Suasana Kota Batu, Jawa Timur, akhir pekan ini berubah semarak dan penuh warna. Para seniman dari tujuh negara turut ambil bagian dalam gelaran Festival Bantengan Internasional yang digelar meriah di Alun-Alun Kota Batu, Minggu (4/8/2025). Ribuan warga dan wisatawan tumpah ruah menyaksikan atraksi budaya yang memadukan kesenian tradisional lokal dengan nuansa global.

Festival Bantengan tahun ini menjadi lebih istimewa karena diikuti oleh delegasi seniman dari berbagai negara seperti Jepang, India, Korea Selatan, Meksiko, Belanda, Thailand, dan Filipina. Masing-masing menampilkan seni budaya khas negaranya, sekaligus memberikan penghormatan kepada kesenian Bantengan — warisan budaya khas Jawa Timur yang sarat makna spiritual dan sosial.

“Kami sangat bangga karena Bantengan kini tidak hanya dikenal secara lokal, tapi juga menjadi jembatan diplomasi budaya lintas negara,” ujar Ketua Panitia Festival, Seno Widodo.

Atraksi Spektakuler Padukan Tradisi dan Inovasi

Penampilan para seniman asing tidak hanya memikat mata, tetapi juga mengundang decak kagum penonton. Kolaborasi mereka dengan seniman lokal dalam pertunjukan Bantengan kontemporer berhasil menghadirkan suguhan unik — memadukan musik tradisional gamelan dengan instrumen modern, kostum eksotis dari berbagai negara, serta gerakan teatrikal yang penuh ekspresi.

Salah satu penampilan yang paling menyedot perhatian adalah pertunjukan gabungan antara seniman Jepang dan seniman Bantengan Batu, yang menampilkan cerita rakyat Jawa dalam format teater bayangan ala Jepang (Kage-e) berpadu dengan iringan musik tradisional Jawa Timur.

“Saya terharu bisa tampil di sini. Ini pengalaman luar biasa untuk mengenalkan budaya kami sekaligus belajar dari budaya Indonesia,” ujar Misaki, seniman asal Osaka.

Bantengan, Warisan Lokal yang Mendunia

Kesenian Bantengan sendiri merupakan pertunjukan tradisional yang menampilkan tokoh “banteng” (kerbau liar) sebagai simbol kekuatan dan pelindung masyarakat. Dalam pertunjukan ini, penari memasuki kondisi trance (kerasukan), memainkan karakter banteng dengan iringan musik gamelan khas Jawa Timur.

Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun, dan kini diangkat kembali ke panggung dunia melalui festival yang rutin digelar setiap tahun oleh komunitas seni di Kota Batu. Dengan hadirnya seniman dari mancanegara, Bantengan bukan hanya menjadi tontonan lokal, tetapi juga ikon budaya yang mendunia.

Seniman
Seniman

Baca juga: Korban Pelecehan Seksual ASN di Batu Mulai Jalani Terapi Psikologis

“Festival ini membuktikan bahwa tradisi tidak pernah mati. Ia terus hidup, tumbuh, dan menyesuaikan diri dengan zaman,” kata Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, saat membuka acara.

Dampak Positif bagi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Festival ini bukan hanya perayaan budaya, tapi juga penggerak ekonomi kreatif dan pariwisata. Produk-produk kerajinan lokal, kuliner khas, hingga suvenir bertema Bantengan laris manis di arena festival.

“Kami berharap ini menjadi langkah awal menjadikan Batu sebagai salah satu pusat pertunjukan seni budaya dunia,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Tri Wahyuni.

Penutup: Merayakan Keberagaman Lewat Seni

Festival Bantengan bukan sekadar ajang pertunjukan, tetapi juga wahana mempererat persaudaraan antarbangsa melalui seni. Para seniman lintas negara membuktikan bahwa bahasa budaya adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan.

“Seni tidak mengenal batas negara. Kita berbeda budaya, tapi bisa satu panggung, satu irama,” kata salah satu peserta dari Meksiko dengan senyum hangat.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.