Kota Batu – Sejumlah sekolah di Kota Batu mulai angkat suara terkait keterlambatan pencairan Dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (BOSNAS) yang berdampak serius pada kegiatan operasional pendidikan. Salah satu efek paling dirasakan adalah terhambatnya pembayaran gaji Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Situasi ini memicu kekhawatiran dari berbagai pihak, mulai dari kepala sekolah, guru honorer, hingga orang tua siswa. Pasalnya, GTT dan PTT adalah bagian penting dari ekosistem sekolah, terutama dalam menopang proses belajar mengajar yang berkualitas.
GTT dan PTT Belum Terima Gaji Selama Berbulan-bulan
Berdasarkan informasi dari sejumlah kepala sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Batu, gaji GTT dan PTT sudah dua hingga tiga bulan belum dibayarkan. Mereka selama ini mengandalkan dana BOSNAS untuk pembayaran insentif karena belum sepenuhnya tercover dalam APBD daerah.
“Kami sangat tergantung pada dana BOSNAS untuk membayar GTT dan PTT. Tapi karena pencairan terlambat, terpaksa kami menunda gaji mereka,” ujar salah satu kepala sekolah SMP negeri di Kecamatan Batu, Kamis (7/8/2025).
Tak sedikit guru honorer yang harus memutar otak demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Beberapa bahkan mengaku terpaksa meminjam uang untuk menutup kebutuhan pokok hingga tagihan rumah tangga.
Aktivitas Sekolah Terganggu
Keterlambatan ini bukan hanya berdampak pada kesejahteraan guru dan pegawai, tapi juga menghambat sejumlah kegiatan sekolah. Biaya operasional rutin seperti pembelian alat tulis, perawatan fasilitas, hingga kegiatan ekstrakurikuler terpaksa ditunda atau diminimalkan.

Baca juga: Satu Personel Polres Batu Diberhentikan Tidak dengan Hormat
Beberapa sekolah bahkan mengaku telah menggunakan dana pribadi kepala sekolah atau kas komite sebagai solusi sementara, sembari menunggu dana dari pusat turun.
“Kegiatan pembelajaran masih berjalan, tapi kami harus pintar-pintar mengatur pengeluaran. Fokus utama tetap pada kebutuhan pokok siswa,” ujar kepala sekolah lainnya.
Dinas Pendidikan Sudah Koordinasi dengan Pusat
Menanggapi situasi ini, Dinas Pendidikan Kota Batu menyatakan telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait di pusat guna mempercepat proses pencairan. Mereka mengakui bahwa keterlambatan terjadi secara nasional, bukan hanya di Kota Batu.
“Kami memahami keresahan dari pihak sekolah, terutama soal gaji GTT dan PTT. Kami terus mendorong percepatan proses pencairan dana BOSNAS dari pusat,” ungkap Kabid Pembinaan SD Disdik Kota Batu, Yuniar Sari.
Dinas juga meminta sekolah-sekolah untuk melaporkan secara berkala kondisi keuangan dan kegiatan operasional agar data bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk percepatan realisasi bantuan.
Perlu Solusi Jangka Panjang
Kondisi ini membuka kembali diskusi mengenai pentingnya dukungan dana daerah terhadap GTT dan PTT, agar keberlangsungan pendidikan tidak semata-mata tergantung pada dana dari pusat. Sejumlah pengamat pendidikan mendorong agar APBD bisa mengakomodasi gaji GTT-PTT secara lebih permanen, bukan sekadar pelengkap.
Penutup
Keterlambatan pencairan dana BOSNAS bukan hanya soal administrasi keuangan, tetapi berdampak nyata pada keberlangsungan pendidikan di lapangan. Para GTT dan PTT adalah pahlawan di balik pendidikan anak-anak bangsa yang seharusnya mendapat perhatian lebih.
Sudah saatnya pemerintah memberikan jaminan lebih stabil terhadap kesejahteraan tenaga pendidikan non-PNS.