Dua Siswa Sekolah Rakyat Kota Batu Mengundurkan Diri Faktor Keterikatan dengan Keluarga Jadi Penyebab Utama

Kota Batu- Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, Kepala Sekolah Rakyat (SR) Kota Batu harus melepas dua orang siswanya yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Kedua siswa tersebut berasal dari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dan mengundurkan diri hanya beberapa pekan setelah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca Juga : Satu Personel Polres Batu Diberhentikan Tidak dengan Hormat
Menurut Kepala Sekolah Rakyat Kota Batu, Yuliana, penyebab utama pengunduran diri kedua siswa tersebut adalah kesulitan beradaptasi dengan kehidupan asrama yang mengharuskan mereka jauh dari orang tua dalam waktu lama.
“Kami menghormati keputusan orang tua dan siswa. Proses pengunduran dirinya sudah sesuai prosedur, dengan surat resmi dan penjelasan kronologis yang jelas,” ujar Yuliana.
Ia menambahkan, “Salah satu prinsip kami di Sekolah Rakyat adalah tidak memaksakan anak untuk tinggal di asrama jika mereka tidak nyaman. Apalagi jika alasannya adalah kerinduan pada keluarga, kami tidak ingin hal itu mengganggu perkembangan emosional mereka.”
Kepala Sekolah Rakyat Tidak Memaksa, Kuota Tetap Terpenuhi
Meski kehilangan dua siswa, kuota SR Kota Batu tetap stabil di angka 150 siswa. Yuliana menjelaskan bahwa antrean calon siswa yang ingin bergabung sangat panjang, sehingga ketika ada yang mengundurkan diri, segera ada penggantinya.
“Alhamdulillah, kuota yang kosong langsung terisi oleh dua siswa baru dari Kabupaten Malang. Ini menunjukkan bahwa minat terhadap pendidikan di SR tetap tinggi,” jelasnya.
Fase Pembiasaan Menyiapkan Mental Sebelum Pembelajaran Formal
Saat ini, para siswa SR Kota Batu sedang menjalani masa pembiasaan atau pra-pembelajaran yang akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. Fase ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai dasar seperti kemandirian, kedisiplinan, dan adaptasi lingkungan asrama.
“Tahap ini sangat penting karena kami ingin memastikan setiap anak benar-benar siap, baik secara akademik maupun mental, sebelum memasuki pembelajaran formal,” kata Yuliana.
Pentingnya Dukungan Psikologis bagi Siswa Asrama
Kasus pengunduran diri ini mengingatkan kembali pada tantangan yang dihadapi siswa asrama, terutama yang masih sangat muda. Beberapa ahli psikologi anak menekankan pentingnya pendekatan bertahap bagi siswa yang baru pertama kali jauh dari keluarga.
“Anak-anak butuh waktu untuk beradaptasi. Sekolah harus memastikan adanya pendampingan psikologis dan komunikasi intensif dengan orang tua agar mereka tidak merasa tertekan,” jelas seorang psikolog pendidikan yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sekolah Rakyat Tetap Jadi Pilihan Favorit
Meski ada siswa yang mengundurkan diri, SR Kota Batu tetap menjadi salah satu lembaga pendidikan alternatif yang diminati masyarakat. Dengan sistem asrama yang menekankan pendidikan karakter, banyak orang tua mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik di sini.
Yuliana menegaskan bahwa SR Kota Batu akan terus memperbaiki sistem pendukung, termasuk pendampingan psikologis, agar siswa bisa merasa nyaman selama menempuh pendidikan.
“Kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik. Jika ada anak yang belum siap, kami tidak akan memaksakan. Tapi bagi yang bertahan, kami pastikan mereka mendapatkan pendidikan terbaik,” pungkasnya.