Banyak Kios di Pasar Sayur Kota Batu Tak Beroperasi, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli dan Fasilitas yang Kurang
KOTA BATU — Puluhan kios di Pasar Sayur Kota Batu tampak tutup dan tak beroperasi sebagaimana mestinya. Kondisi ini menjadi sorotan warga dan pedagang yang masih bertahan, karena semakin hari jumlah kios yang buka semakin sedikit. Aktivitas perdagangan pun terlihat lesu, jauh dari kesan pasar yang ramai seperti seharusnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan deretan kios kosong yang tertutup rapat. Sebagian bahkan terlihat tak lagi terawat, dengan debu menumpuk dan papan nama yang pudar. Sementara itu, hanya sebagian kecil pedagang yang masih setia membuka lapak dan melayani pembeli, meski mengeluhkan omzet yang terus menurun.
“Dulu ramai, sekarang makin sepi. Banyak teman-teman pedagang pindah atau gulung tikar karena dagangan tidak laku,” ujar Pak Sugiarto, salah satu pedagang cabai yang sudah berjualan lebih dari 10 tahun di pasar tersebut.
Faktor Penyebab: Sepinya Pembeli dan Fasilitas Kurang Memadai
Menurut para pedagang, menurunnya jumlah pembeli menjadi alasan utama banyak kios akhirnya tutup. Salah satu penyebabnya adalah persaingan dengan pasar modern dan penjual daring yang menawarkan kemudahan belanja tanpa harus datang langsung ke pasar.
Tak hanya itu, beberapa pedagang juga mengeluhkan fasilitas pasar yang kurang memadai. Mulai dari pencahayaan yang minim, sirkulasi udara yang buruk, hingga kondisi kebersihan yang tidak terjaga. Hal ini membuat kenyamanan pembeli menurun dan enggan datang ke pasar.
“Kami berharap ada perbaikan dari pemerintah. Lampu-lampu banyak yang mati, toiletnya juga kurang bersih. Kalau begini terus, orang pasti malas ke sini,” keluh Bu Rini, pedagang sayur mayur.

Baca juga: BPOPP di Kota Batu Hanya Dicairkan 9 Bulan Saja, Dapat Tambahan Berkat P-APBD
Pemkot Batu Diminta Turun Tangan
Menanggapi kondisi ini, sejumlah warga dan pedagang berharap Pemerintah Kota Batu segera turun tangan untuk mengatasi persoalan di Pasar Sayur. Mereka meminta agar ada revitalisasi fasilitas pasar, promosi untuk menarik pengunjung, serta program bantuan bagi pedagang yang terdampak.
“Pasar ini dulu jadi jantung ekonomi masyarakat. Sayang kalau dibiarkan mati pelan-pelan. Harus ada solusi konkret,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Sejumlah pengamat juga menyarankan agar Pemkot Batu mulai mengintegrasikan teknologi dalam pengelolaan pasar tradisional, termasuk digitalisasi transaksi, e-katalog produk, hingga promosi online bagi pedagang kecil.
Masa Depan Pasar Sayur Masih Bisa Diselamatkan
Meski banyak kios yang tak lagi beroperasi, para pedagang yang masih bertahan berharap kondisi ini belum terlambat untuk diperbaiki. Dengan perhatian serius dari pemerintah dan kolaborasi antar pedagang, mereka yakin Pasar Sayur Kota Batu bisa kembali hidup dan ramai seperti dulu.
“Kami ingin tetap berdagang di sini. Asal ada perbaikan dan dukungan, kami yakin pasar bisa bangkit lagi,” pungkas Pak Sugiarto penuh harap.