Kabar Baik! 216 Penderita TBC di Kota Batu Dinyatakan Sembuh
Kota Batu — Upaya keras Pemerintah Kota Batu dalam memerangi tuberkulosis (TBC) membuahkan hasil menggembirakan. Sebanyak 216 penderita TBC di wilayah tersebut dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu menyampaikan bahwa angka kesembuhan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam mendeteksi, menangani, serta mengawasi pasien TBC. Program pengobatan secara tuntas dan berkesinambungan menjadi kunci keberhasilan tersebut.
“Alhamdulillah, dari data kami, hingga pertengahan tahun ini sebanyak 216 penderita TBC sudah dinyatakan sembuh. Ini berkat pengobatan yang teratur dan kepatuhan pasien dalam mengikuti anjuran dokter,” ungkapnya.
Menurutnya, TBC masih menjadi salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Kota Batu. Oleh karena itu, pihaknya terus menggencarkan program temukan, obati sampai sembuh agar angka kasus dapat ditekan dan kualitas kesehatan masyarakat meningkat.

Baca juga: Porprov IX Jawa Timur 2025 Bikin Kunjungan CFD Mbatu Sae Meningkat Dua Kali Lipat
Selama ini, Pemkot Batu melalui Puskesmas dan rumah sakit aktif melakukan sosialisasi, skrining, hingga pendampingan kepada pasien TBC. Selain pengobatan gratis, pasien juga didampingi oleh petugas lapangan agar tetap disiplin menjalani terapi hingga dinyatakan sembuh.
“Tantangan utama dalam pengendalian TBC adalah memastikan pasien minum obat secara teratur selama minimal enam bulan. Berkat dukungan semua pihak, kita berhasil mengawal itu,” tambahnya.
Selain itu, pihak Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TBC seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan tanpa sebab jelas. TBC bisa disembuhkan asalkan ditangani sejak dini dan pengobatan dilakukan secara tuntas.
Ke depan, Pemkot Batu berkomitmen untuk terus memperkuat layanan TBC dengan melibatkan lebih banyak kader kesehatan, memperluas cakupan skrining, dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya TBC serta pentingnya sanitasi lingkungan.